Senin, 19 November 2018

ETIKA KEILMUAN

Permasalahan Etika ilmu

Ilmu pengetahuan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pengembangan masyarakat jika dilandasi dengan kaidah-kaidah etika yang telah berlaku dan mengaplikasikanya dalam menjalankan kewajiban sebagai seorang ilmuwan.
Namun ilmu pengetahuan juga mempunyai beberapa permasalah dan hambatan dalam penerapan etika keilmuan antara lain:
  1. Ilmu pengetahuan selalu tunduk pada otoritik pada tujuan ilmuwanya, dalam masyarkat modern kadang kriteria kebenaran pengetahuan dipengerahui oleh politik umum kebenaran seperti kebenaran difokuskan pada wacana institusi-institusi yang mengeluarkan, kebenaran tunduk tuntutan pihak yang berperan di politik dan ekonomi, kebenaran dihasilkan dan disebarluasakan dibawah kontrol aparat politik yang eksklusif, dll 
  2. Dalam pengembangan ilmu pengetahuan, konsep pengetahuan kemanusiaan  bersifat pribadi dan bertanggung jawab dengan penjelajahan pada batas ambang ketidakpastian, serta pengembangan ilmu pengetahuan sering digunakan untuk memperluas kekuasaan tanpa menhiraukan nilai kemanusiaan misalnya bom atom pada perang dunia ke 2
  3. Dilema manusia, dilema manusia memiliki dua dimensi yaitu pertama bahwa tujuan menghalalkan segala cara yang adalah suatu filsafat tekan tombol dan menjadikan kita tuli untuk penderitaan manusia sehingga menjadi monster perang, kedua dogma bangsa yang menjadikan kita buta .
Penalaran dan Logika
  • Pengertian Penalaran
Menurut KBBI penalaran berasal dari kata nalar yang berarti akal budi jadi penalaran adalah pemikiran atau cara berpikir yang menggunakan akal (berpikir logis).
Secara umum penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera(pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar. Ada dua jenis metode dalam menalar yaitu deduktif dan induktif.

  1. Penalaran Deduktif
Penalaran deduktif adalah proses penalaran untuk menarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku khusus berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat umum. Proses penalaran ini disebut Deduksi. Kesimpulan deduktif dibentuk dengan cara deduksi. Yakni dimulai dari hal-hal umum, menuku kepada hal-hal yang khusus atau hal-hal yang lebih rendah proses pembentukan kesimpulan deduktif tersebut dapat dimulai dari suatu dalil atau hukum menuju kepada hal-hal yang kongkrit.

Macam-macam Penalaran Deduktif
Macam-macam penalaran deduktif diantaranya :
  • Silogisme
Silogisme adalah suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun dari dua proposi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan). Dengan fakta lain bahwa silogisme adalah rangkaian 3 buah pendapat, yang terdiri dari 2 pendapat dan 1 kesimpulan.
  • Entimen
Entimen adalah penalaran deduksi secara langsung. Dan dapat dikatakan pula silogisme premisnya dihilangkan atau tidak diucapkan karena sudah sama-sama diketahui. 

2.  Penalaran Induktif
  • Pengertian Penalaran Induktif
Paragraf Induktif adalah paragraf yang diawali dengan menjelaskan permasalahan-permasalahan khusus (mengandung pembuktian dan contoh-contoh fakta) yang diakhiri dengan kesimpulan yang berupa pernyataan umum. Paragraf Induktis sendiri dikembangkan menjadi beberapa jenis. Pengembangan tersebut yakni paragraf generalisasi, paragraf analogi, paragraf sebab akibat bisa juga akibat sebab.
  • Macam-macam Penalaran Induktif
Macam-macam penalaran induktif diantaranya :
  1. Generalisasi
Generalisasi adalah pernyataan yang berlaku umum untuk semua atau sebagian besar gejala yang diminati generalisasi mencakup ciri – ciri esensial, bukan rincian. Dalam pengembangan karangan, generalisasi dibuktikan dengan fakta, contoh, data statistik, dan lain-lain.


Pengertian logika
Secara etimologis, logika adalah istilah yang dibentuk dari kata logikos yang berasal dari kata benda logos. Kata logos, berarti sesuatu yang diutarakan, suatu pertimbangan akal (pikiran), kata, percakapan, atau ungkapan lewat bahasa. Kata logikos, berarti mengenal kata, mengenai percakapan atau yang berkenaan dengan ungkapan lewat bahasa. Dengan demikian, dapatlah dikatan bahwa logika adalah suatu pertimbangan akal atau pikiran yang diutrakan lewat kata dan dinyatakan dalam bahasa.

  • Logika adalah ilmu pengetahuan dan keterampilan berpikir lurus. Tt, (1999 :71)
  • Logika adalah suatau pertimbangan akal atau pikiran yang diatur lewat kata dan dinyatakan dalam bahasa. Jan Hendrik Rapar, (1996 : 5)
  • Logika adalah ilmu dan kecakapan menalar, berpikir dengan tepat.W. Poespoprodjo, Ek. T. Gilarso. (2006: 13)
  • Logika adalah suatu metode atau teknik yang diciptakan untuk meneliti ketepatan nenalar. Soekadijo, (1983-1994: 3)
  • Aristoteles : logika adalah ajaran tentang berpikir yang secara ilmiah membicarakan bentuk pikiran itu sendiri dan hukum-hukum yang menguasai pikiran.(Harun, 1980) Surajiyo, Sugeng Astanto, Sri Andiani(…..:10)
  • William Alston : logika adalah studi tentang penyimpulan, secara lebih ceramat usaha untuk mennetapkan ukuran-ukuran guna memisahkan penyimpulan yang sah dan tidak sah.Surajiyo, Sugeng Astanto, Sri Andiani(…..: 9)

Etika Ilmu Pengetahuan
Istilah ilmu pengetahuan sendiri sebenarnya diambil dari bahasa arab “alima, ya’lamu, ‘ilman’ ” yang artinya mengerti atau memahami benar-benar. Dalam bahasa inggris istilah ilmu berasal dari kata science, yang berasal dari bahasa latin scienta dari bentuk kata kerja sciere yang berarti mempelajari dan mengetahui.[1]
        Menurut The Liang Gie beliau menuturkan bahwa ilmu  sebagai pengetahuan, aktivitas, atau metode merupakan satu kesatuan yang saling berkaitan. Ilmu adalah rangkaian aktivitas manusia yang dilaksanakan dengan metode tertentu yang akhirnya aktivitas metodis itu menghasilkan pengetahuan ilmiah. Sedangkan Menurut w. Atmojo (1998: 324) ilmu adalah pengetahuan tentang sesuatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode-metode tertentu yang dapat dipergunakan untuk menerangkan gejala-gejala tertentu di bidang pengetahuan itu.
        Adapun pengertian pengetahuan itu sendiri, seperti yang dikemukakan surajiyo (2007:62) adalah hasil tahu manusia terhadap sesuatu atau perbuatan manusia untuk memahami suatu objek yang dihadapinya. Secara khusus Suparlan Suhartono (2005:84) mengemukakan tentang perbedaan antara ilmu dan pengetahuan dengan mengambil rujukan dari Webster’s Dictionary, Suparlan menjelaskan bahwa pengetahuan adalah seseuatu yang menjelaskan tentang adanya sesuatu hal yang diperoleh secara biasa atau sehari-hari melalui pengalaman-pengalaman, kasadaran, informasi, dan sebagainya. Sedangkan ilmu didalamnya terkandung adanya pengetahuan  yang pasti lebih praktis, sistematis, metodis, ilmiah dan mencakup kebenaran umum mengenai objek studi yang lebih bersifat fisis.[2] Dengan demikian dapat dipahami bahwa pengetahuan mempunyai cakupan lebih luas dan umum dari pada ilmu, oleh karena itu keberadaan ilmu dan pengetahuan hendaknya tidak boleh dipisahkan, sama pentingnya bagi hidup dan kehidupan. Ilmu membentuk daya intelegensia yang membentuk adanya skill, sedangkan pengetahuan membentuk daya moralitas kelimuan yang kemudian melahirkan tingkah laku kehidupan manusia.
Etika mempunyai sifat yang sangat mendasar, yaitu sifat kritis, etika mempersoalkan norma-norma yang dianggap berlaku, menyelidiki dasar norma-norma itu, mempersoalkan hak dari setiap lembaga seperti orang tua, negara, dan agama untuk memberi perintah atau larangan yang harus ditaati. Hak dan wewenang untuk menuntut ketaatan dari lembaga tersebut harus dibuktikan. Dengan demikian, etika menuntut orang bersikap rasional terhadap semua orang. Sehingga etika akhirnya membantu manusia menjadi lebih otonom. Otonomi ilmuwan tidak terletak pada kebebasan dari norma dan tidak sama dengan kesewenang-wenangan, melainkan tercapai dalam kebebasan untuk mengakui norma-norma yang diyakininya sebagai kewajibanya[9].
      Dengan demikian, etika dibutuhkan sebagai pengantar dari pemikiran kritis, yang dapat membedakan apa yang sah dan tidak sah, membedakan apa yang benar dan apa yang tidak benar. Sehingga, etika memberi kemungkinan kepada kita untuk mengambil sikap sendiri serta ikut menentukan arah perkembangan ilmu pengetahuan dan masyarakat.
      Dan ilmu pengetahuan merupakan salah satu pengetahuan yang diperlukan manusia dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan secara lebih cepat dan sebagai sebuah kenyataan bahwa peradaban masyarakat sangat bergantung kepada kemajuan ilmu. Setiap ilmu yang diterapkan dimasyarakat, setiap proses ilmu yang dijadikan sebuah teknologi yang benar-benar akan diterapkan dimasyarakat sangat berkaitan dengan sikap ilmuwan itu terhadap ilmu. Untuk itu tanggung jawab seorang ilmuwan haruslah dijaga dengan baik, dalah hal tanggung jawab akademis ataupun moral.
      Sebenarnya ilmu itu sendiri bersifat netral, ilmu tidak mengenal sifat baik atau buruk dan pemilik pengetahuan itulah yang harus mempunyai sikap dan etika, jalan mana yang akan ditempuh dalam memanfaatkan kekuasaan yang besar itu terletak pada sistem nilai pemilik pengetahun.
      Menurut Amsal Bachtiar tanggung jawab keilmuan menyangkut kegiatan maupun pengunaan ilmu pengetahuan dan teknologi.[10] Ini berarti ilmuwan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan harus memperhatikan kodrat dan martabat manusia, menjaga ekosistem, bertanggung jawab, pada kepentingan umum, dan generasi mendatang, serta bersifat universal karena pada hakikatnya ilmu pengetahuan dan teknologi adalah untuk mengembangkan dan meperkokoh ekosistem manusia bukan untuk menghancurkan ekosistem tersebut.

Etika Akademis
Sifat dan Etika Akademik
Sifat Akademik
Dalam suatu masyarakat yang segala sesuatunya harus akademik, yakni di perguruan tinggi, dikenal pula adanya hak dan kewajiban dan kewajiban, kebebasan dan tata aturan yang akademik pula.Didalam kampus kita mengenal adanya kebebasan akademik dalam undang-undang sistem pendidikan nasional nomor 20 tahun 2003. UU NO 20 TAHUN 2003 PASAL 24 AYAT 1:
Dalam penyelenggaraan pendidikan dan pengembangan ilmu pengetahuan, pada perguruan tinggi berlaku kebebasan akademik dan kebebasan mimbar akademik serta otonomi keilmuan”.
Dalam masyarakat kampus juga dikenal otonomi keilmuan dalam UU NO 20 TAHUN 2003 PASAL 24 BAB I KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam undang-undang ini yang dimaksud dengan:
  1. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
  2. Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman.
  3. Sistem pendidikan nasional adalah keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
  4. Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu.
  5. Tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan.

Sikap akademik antara lain:
  1. Keingitahuan
  2. Kritis
  3. Terbuka
  4. Obyektif
  5. Tekun dan Konsisten
  6. Berani mempertahankan kebenaran
  7. Berpandangan kedepan
  8. Independent
  9. Kreatif
Etika Akademik
  1. Apresiatif
  2. Agnostik
  3. Mengakui otoritas
Dalam pergaulan manusia dan pergaulan masyarakat kampus ciri yang terpenting adalah etika dan etika akademik.


Sumber:
http://infolantips.blogspot.com/2014/08/makalah-etikapengembangan-ilmu.html
https://rismarhaesa15.wordpress.com/2015/03/28/pengertian-penalaran-deduktif-dan-induktif-beserta-contoh-dan-ciri-cirinya/
http://definisimu.blogspot.com/2012/10/definisi-logika.html
http://materipelajaranfh.blogspot.com/2012/06/etika-dan-etika-akademik.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

berkomentarlah dengan kata yang sopan dan tidak menyinggung pengguna yang lain 😉🤗

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.