Selasa, 16 April 2019

MATERI PERTEMUAN V

Arus Lalu Lintas
Karakteristik lalu-lintas terjadi karena
adanya interaksi antara pengendara dan
kendaraan dengan jalan dan lingkungannya.
Pada saat ini pembahasan tentang arus lalu
lintas dikonsentrasikan pada variabel-variabel
arus (flow, volume), kecepatan (speed), dan
kerapatan (density). Ketiga komponen itu
termasuk pembahasan arus lalu-lintas dalam
skala makroskopik.
Pembahasan tersebut telah mengalami
perkembangan dari konsep awalnya yakni
bahwa elemen utama dari arus lalu-lintas adalah
komposisi atau karakteristik volume, asal tujuan,
kualitas, dan biaya. Pergeseran tersebut terjadi
karena saat ini arus lalu-lintas pada dasarnya
hanya menggambarkan berapa banyak jenis
kendaraan yang bergerak.
Arus dan Volume
Arus lalu-lintas (flow) adalah jumlah
kendaraan yang melintasi suatu titik pada
penggal jalan tertentu, pada periode waktu
tertentu, diukur dalam satuan kendaraan per
satuan waktu tertentu. Sedangkan volume
adalah jumlah kendaraan yang melintasi suatu
arus jalan pada periode waktu tertentu diukur
dalam satuan kendaraan per satuan waktu.
Kecepatan
Kecepatan merupakan parameter utama
kedua yang menjelaskan keadaan arus lalulintas di jalan. Kecepatan dapat didefinisikan
sebagai gerak dari kendaraan dalam jarak per
satuan waktu.
Dalam pergerakan arus lalu-lintas, tiap
kendaraan berjalan pada kecepatan yang
berbeda. Dengan demikian pada arus lalu-lintas
tidak dikenal karakteristik kecepatan tunggal
akan tetapi lebih sebagai distribusi dari
kecepatan kendaraan tunggal. Dari distribusi
tersebut, jumlah rata-rata atau nilai tipikal dapat
digunakan untuk mengetahui karakteristik dari
arus lalu-lintas. Dalam perhitungannya
kecepatan rata-rata dibedakan menjadi dua,
yaitu:
1. Time Mean Speed (TMS), yang didefinisikan
sebagai kecepatan rata-rata dari seluruh
kendaraan yang melewati suatu titik dari
jalan selama periode tertentu.
2. Space Mean Speed (SMS), yakni kecepatan
rata-rata dari seluruh kendaraan yang
menempati penggalan jalan selama periode
waktu tertentu.
Kerapatan
Kerapatan dapat didefinisikan sebagai
jumlah kendaraan yang menempati suatu
panjang jalan atau lajur, secara umum dapat
diekspresikan dalam kendaraan per mil (vpm)
atau kendaraan per mil per lane (vpmpl).
Kerapatan sulit diukur secara langsung di
lapangan, melainkan dihitung dari nilai
kecepatan dan arus sebagai hubungan:
U
V s × D
= .................................................... ( 1 )
Dengan : V adalah arus lalu lintas, Us adalah
Space Mean Speed dan D adalah kerapatan
Model dari hubungan antara variabel arus,
kecepatan, dan kerapatan, dapat terlihat pada
Gambar 1 berikut:




Gambar 1. Hubungan antara Arus, Kecepatan, dan
Kerapatan
Pada gambar tersebut dapat
diterangkan bahwa:
1. Pada kondisi kerapatan mendekati harga nol,
arus lalu lintas juga mendekati harga nol,
dengan asumsi seakan-akan tidak terdapat
kendaraan bergerak. Sedangkan
kecepatannya akan mendekati kecepatan
rata-rata pada kondisi arus bebas.
2. Apabila kerapatan naik dari angka nol, maka
arus juga naik. Pada suatu kerapatan
tertentu akan tercapai suatu titik di mana
bertambahnya kerapatan akan membuat
arus menjadi turun.
3. Pada kondisi kerapatan mencapai kondisi
maksimum atau disebut kerapatan kondisi
jam (kerapatan jenuh) kecepatan perjalanan
akan mendekati nilai nol, demikian puia arus
lalu lintas akan mendekati harga nol karena
tidak memungkinkan kendaraan untuk dapat
bergerak lagi.
4. Kondisi arus di bawah kapasitas dapat terjadi
pada dua kondisi, yakni:
a. Pada kecepatan tinggi dan kerapatan
rendah (kondisi A).
b. Pada kecepatan rendah dan kerapatan
tinggi (kondisi B).
Hubungan Volume, Kecepatan dan
Kepadatan
Aliran lalu lintas pada suatu ruas jalan
raya terdapat 3 (tiga) variabel utama yang
digunakan untuk mengetahui karakteristik arus
lalu lintas, yaitu :
1. Volume (flow), yaitu jumlah kendaraan yang
melewati suatu titik tinjau tertentu pada suatu
ruas jalan per satuan waktu tertentu.
2. Kecepatan (speed), yaitu jarak yang dapat
ditempuh suatu kendaraan pada ruas jalan
per satuan waktu.
3. Kepadatan (density), yaitu jumlah kendaraan
per satuan panjang jalan tertentu.
Variabel-variabel tersebut memiliki
hubungan antara satu dengan lainnya.
Hubungan antara volume, kecepatan dan
kepadatan dapat digambarkan secara grafis
dengan menggunakan persamaan matermatis.
Hubungan volume – Kecepatan
Hubungan mendasar antara volume dan
kecepatan adalah dengan bertambahnya
volume lalu lintas maka kecepatan rata-rata
ruangnya akan berkurang sampai kepadatan
kritis (volume maksimum) tercapai. Hubungan
keduanya ditunjukkan pada gambar berikut ini.

Gambar 2. Hubungan Volume – Kecepatan
Setelah kepadatan kritis tercapai, maka
kecepatan rata-rata ruang dan volume akan
berkurang. Jadi kurva diatas menggambarkan
dua kondisi yang berbeda, lengan atas

menunjukkan kondisi stabil dan lengan bawah
menunjukkan kondisi arus padat.
Hubungan Kecepatan - Kepadatan
Kecepatan akan menurun apabila
kepadatan bertambah. Kecepatan arus bebas
akan terjadi apabila kepadatan sama dengan
nol, dan pada saat kecepatan sama dengan nol
maka akan terjadi kemacetan (jam density).
Hubungan keduanya ditunjukkan pada gambar
berikut ini.

Gambar 3. Hubungan Kecepatan – Kepadatan
Hubungan Volume - Kepadatan
Volume maksimum terjadi (Vm) terjadi
pada saat kepadatan mencapai titik Dm
(kapasitas jalur jalan sudah tercapai). Setelah
mencapai titik ini volume akan menurun
walaupun kepadatan bertambah sampai terjadi
kemacetan di titik Dj. Hubungan keduanya
ditunjukkan pada gambar berikut ini.

Gambar 4. Hubungan Volume – Kepadatan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

berkomentarlah dengan kata yang sopan dan tidak menyinggung pengguna yang lain 😉🤗

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.